January 13, 2019

Makalah Interaksi Sosial Dalam Kehidupan Sehari-hari


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya. Bahkan, secara ekterm manusia akan mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial bisa didefinisikan sebagai hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok individu yang lainnya. Interaksi sosial merupakan bentuk dari dinamika sosial budaya yang ada didalam masyarakat.
Dengan demikian, dengan interaksi sosial akan memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan didalam masyarakat yang akan membentuk hal-hal yang baru yang membuat dinamika masyarakat menjadi hidup. Perubahan-perubahan ini akan terjadi sambung-menyambung dari generasi yang satu ke generasi berikutnya sepanjang zaman. Interaksi sosial itu sifatnya dinamis. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan interaksi dalam definisi interaksi sosial yaitu interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial memerlukan syarat-syarat yaitu kontaks sosial dan komunikasi sosial. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati imitasi atau interaksi sosial yang didasari oleh Faktor meniru orang lain, setiap masyarakat, manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.
Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik atau kurang mencolok, perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas. Perubahan tersebut akan terlihat dalam susunan kehidupan masyarakat pada suatu waktu atau sekarang dibandingkan kehidupan masyarakat pada masa lampau. Hal tersebut diiringi dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern. 

B. Rumusan Masalah
  1. Apa defenisi, ciri-ciri dan faktor-faktor dalam Interaksi Sosial dalam kehidupan manusia?
  2. Bagaimana proses sosial dan interaksi sosial dalam kehidupan manusia?
  3. Bagaimana keteraturan sosial sebagai hasil interaksi sosial?

C. Tujuan Penulisan
  1. Mendeskripsikan defenisi, ciri-ciri dan faktor-faktor dalam Interaksi Sosial dalam kehidupan manusia!
  2. Menguraikan proses sosial dan interaksi sosial dalam kehidupan manusia!
  3. Mendeskripsikan keteraturan sosial sebagai hasil interaksi sosial!

BAB II
PEMBAHASAN

A. Interaksi Sosial
1. Defenisi Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan wujud dari sebuah tindakan sosial di mana tidak akan terjadi tindakan sosial jika tidak terjadi interaksi sosial. Karena tindakan sosial melibatkan lebih dari satu individu yang menimbulkan adanya hubungan timbale balik. Ada beberapa pengertian interaksi sosial yang ada di lingkungan masyarakat, di antaranya:
  • Menurut H. Booner dalam bukunya, social psychology, memberikan rumusan interaksi sosial, bahwa : ”interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.”
  • Menurut Gillin and Gillin dalam bukunya pada tahun 1954 yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
  • Menurut Kimball Young & Raymond W. Mack Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
  • Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (berupa) tindakan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan, baik berupa tindakan yang mengarah pada hal positif maupun negatif. Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial. Interaksi sosial sebagai syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Apabila dua orang bertemu, saat itulah interaksi dimulai. Pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok terjadi antara kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat. Apabila terjadi pertentangan antara kepentingan-kepentingan orang perorangan dengan kepentingan-kepentingan kelompok maka akan sangat terlihat dampaknya. Seperti telah dipaparkan di atas, bahwa interaksi sosial bisa terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Berikut adalah penjelasannya:
  • Interaksi antara individu dengan individu ; Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
  • Interaksi antara individu dengan kelompok; Bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya di dalam kelas atau seorang penceramah yang sedang berpidato di depan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan atau bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok. Individu dapat membawa pengaruh bagi suatu kelompok.
  • Interaksi antar kelompok dengan kelompok; Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu di situ dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan. Misalnya dalam sebuah Negara terdapat strukturalisasi yang nantinya akan mengerjakan tugas Negara (eg: DPR, MPR), dalam anggota DPR atau MPR tersebut di dalamnya tentu tidak lepas dari akumpulan beberapa kelompok partai politik, di mana dalam sebuah partai politik terdiri dari beberapa individu yang membentuk kelompok, yang kemudian dalam kerjasama antara kelompok parpol satu dengan parpol lain mempunyai tujuan bersama yaitu untuk mewujudkan Negara yang aman, tentram, damai, dengan menampung dan menindaklanjuti aspirasi-aspirasi rakyat di Negara tersebut.
2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Sebuah hubungan disebut interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri:
a. Jumlah pelaku dua orang atau lebih; Dilihat dari pengertian interaksi sosial bahwa interaksi adalah hubungan timbale balik antara individu satu dengan yang lain. Dari sini berarti tidak bias dikatakan berinteraksi jika hanya terdapat satu individu yang melakukan tindakan.
b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol atau lambang; Dalam melakukan hubungan timbal balik atau interaksi tentu di dalamnya terdapat komunikasi yang merupakan syarat mutlak terjadinya interaksi sosial. Dalam hal ini, komunikasi terdiri dari lima unsur pokok, yaitu:
  • Komunikator, yaitu orang-orang yang menyampaikan pesan, perasaan atau pikiran kepada pihak lain.
  • Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi atau menerima pesan, perasaan, atau pikiran dari orang lain (komunikator).
  • Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan dapat berupa informasi, instruksi dan perasaan.
  • Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
  • Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
c. Adanya dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang; Dalam interaksi sosial tidak terlepas dari unsure waktu, interaksi sosial dapat terjadi dan mempengaruhi keadaan baik pada masa lalu, masa saat itu juga, atau masa yang akan datang.
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut; Untuk melakukan inetraksi di dalamnya harus memenuhi syarat yaitu jumlah pelaku lebih dari 2 orang yang dtunjukkan pada gambar terdapat 6 orang pelaku yang terlibat dalam rapat, adanya komunikasi antar pelaku, kemudia adanya dimensi waktu dan tujuan bersama.

3. Faktor-faktor Interaksi Sosial
Adapun faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial, yaitu:
a.    Faktor imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi atau perbuatan meniru bisa dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya meniru dalam hal gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan seseorang. Dalam hal ini faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Sehingga tiap-tiap individu yang akan melakukan imitasi sebaiknya memperhatikan tokoh yang akan ditiru sebelum memutuskan untuk mengikutinya.
b.    Faktor sugesti
Sugesti dalam faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial merupakan sebuah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Arti dari sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya adalah bahwa dalam imitasi orang yang satu mengikuti salah satu darinya, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap lalu diterima oleh orang lain.
c.    Faktor identifikasi
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriyah maupun batiniah. Di sini dapat diketahui, bahwa hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi. Karena dalam proses identifikasi kepribadian seseorang dapat terbentuk. Orang melakukan identifikasi karena seringkali memerlukan tipe ideal atau tokoh yang bisa dijadikan panutan dalam hidupnya.
Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja atau tidak sengaja. Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar mengenal orang yang diidentifikasi sehingga sikap atau pandangan yang diidentifikasi benar-benar meresap dalam jiwanya.
d.    Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Perasaan simpati muncul tidak harus dengan pemikiran yang matang. Melainkan berdasarkan penilaian perasaan, seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah laku menarik baginya.
e.    Empati
Empati merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya yang bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit. Seseorang yang sudah pada tahap empati tidak hanya berhenti pada rasa iba terhadap orang lain, melainkan ia akan melakukan tindakan untuk menolong orang yang dikasihaninya. Empati ini sudah pada tahap member tindak lanjut setelah merasa simpati terhadap orang lain.
Berlangsungnya suatu proses interaksi yang didasarkan berbagai faktor di atas, di antaranya faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan empati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan yang bergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih mendalam, faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal negative di mana yang ditiru adalah tindakan- tindakan yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.

B. Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
2. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial:
  • Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
  • Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk yaitu: 1) Adanya orang perorangan, 2) Ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, serta 3) Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
3. Bentuk-Bentuk Proses Sosial dan Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama, persaingan, pertikaian atau pertentangan dan akomodasi. Bentuk-bentuk tersebut dapat terjadi secara berantai terus-menerus, bahkan dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung. Misalnya suatu pertikaian untuk sementara waktu dapat diselesaikan (akomodasi), kemudian dapat bekerja sama, berubah menjadi persaingan dan apabila persaingan ini memuncak maka dapat terjadi pertikaian. Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :
a.    Proses-proses yang Asosiatif
1)    Kerja Sama (Cooperation); Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing.
2)    Akomodasi (Accomodation); Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
3)    Asimilasi (Assimilation); Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
b.    Proses-proses yang Disosiatif
1)    Persaingan (Competition); Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lain. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu: Persaingan Pribadi dan Persaingan Kelompok. Persaingan biasanya didorong oleh hal-hal seperti mendapatkan status sosial, memperoleh jodoh, mendapatkan kekuasaan, mendapatkan nama baik, mendapatkan kekayaan, karena perbedaan agama dan lain-lain.
2)    Kontraversi (Competition); Kontraversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan antara pertikaian dan juga merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
3)    Pertikaian atau Pertentangan (Conflict); Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya.

C. Keteraturan Sosial Sebagai Hasil Interaksi Sosial
1.    Pengertian keteraturan sosial
Keteraturan sosial adalah suatu set hubungan struktur sosial, institusi-institusi sosial dan praktek-praktek sosial yang menjaga, memelihara, dan menjalankan cara-cara normal dalam berhubungan dan bertingkah laku. Keteraturan sosial tidak terlepas dari unsur-unsur, nilai-nilai, kebudayaan, dan sikap yang menjadikan dasar dalam menentukan sesuatu yang penting dan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: keteraturan sosial adalah suatu kondisi dimana hubungan sosial berjalan secara tertib dan teratur menurut nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain, keteraturan sosial merupakan suatu keadaan dimana hubungan-hubungan sosial yang berlangsung diantara anggota masyarakat berlangsung selaras, serasi, dan harmonis sesuai dengan interaksi, norma, dan nilai sosial yang berlaku.
2.    Pembentukan Keteraturan Sosial (Social Order)
Keteraturan sosial terbentuk karena adanya proses sosial yang dinamakan konformitas, yaitu bentuk interaksi sosial yang didalamnya seseorang berperilaku terhadap yang lain sesuai dengan harapan kelompok. Menurut para penganut teori fungsionalisme structural, meskipun di dalam masyarakat terdapat unsure-unsur sosial yang saling berbeda, tetapi unsu-unsur tersebut cenderung saling menyesuaikan sehingga membentuk suatu keseimbangan dalam kehidupan sosial. Wujud nyata dari keseimbangan ini adalah keteraturan sosial, yaitu kondisi dimana cara berpikir, berpeasaan dan bertindak serta interaksi sosial antara para warga masyarakat selaras dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.
3.    Tahapan-Tahapan Keteraturan Sosial
Adapun tahapan-tahapan keteraturan sosial yaitu:
a.    Pola (patrum) yaitu suatu gambaran bentuk perbuatan dalam hidup bermasyarakat. Contoh : pola penggunaan waktu bagi pelajar
b.    Keajegan, yaitu suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan sosial yang tetap dan berlangsung secara terus menerus. Contoh: setiap pagi siswa pergi ke sekolah mengenakan pakaian seragam, mengikuti pelajaran dan mengikuti kegiatan lain di sekolah
c.    Tertib sosial, yaitu suatu kondisi dimana terjadinya keselarasan antara tindakan masyarakat dengan norma dan nilai yang berlaku. Ciri-ciri terjadinya ketertiban: 1) Terjadi suatu sistem dan norma yang jelas, 2) Masing-masing individu mengetahui dan memahami norma dan nilai yang berlaku.Masing-masing individu dapat menyesuaikan tindakannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku. Contoh tertib sosial: tertib di jalan raya setiap pengendara memahami dan menyesuaikan tindakannya dengan norma dan nilai yang berlaku di jalan raya
d.    Order (social order) atau ordinasi, suatu sistem atau tatanan norma dan nilai yang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat. Contoh: peraturan tentang disiplin, masa belajar dan tahapan kegiatan belajar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan pada bab II, dapat disimpulkan bahwa: Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik (berupa) tindakan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan, baik berupa tindakan yang mengarah pada hal positif maupun negatif. Sebuah hubungan disebut interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri: 1) Jumlah pelaku dua orang atau lebih, 2) Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol atau lambang, 3) Adanya dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, 4) Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut.
Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst. Syarat terjadinya interaksi sosial: Adanya kontak sosial dan Adanya Komunikasi. Sedangkan Keteraturan sosial adalah suatu kondisi dimana hubungan sosial berjalan secara tertib dan teratur menurut nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain, keteraturan sosial merupakan suatu keadaan dimana hubungan-hubungan sosial yang berlangsung diantara anggota masyarakat berlangsung selaras, serasi, dan harmonis sesuai dengan interaksi, norma, dan nilai sosial yang berlaku.

B. Saran
Hendaknya masyarakat (manusia) dapat menyadari, sebagai makhluk sosial tidak dapat untuk berdiri sendiri dalam artian perlu berhubungan dengan individu atau pun kelompok lain yang dalam ilmu sosiologi disebut proses sosial dan bentuk umum dari proses sosial itu adalah interaksi sosial. Maka dari itu, terapkanlah interaksi sosial yang sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat agar hubungan-hubungan sesama makhluk sosial dapat berlangsung dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. Sosiologi.  (Jakarta: PT. Bumi Aksara). 2012. Hlm. 153-154

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Diyo-Experience. 2013. Makalah Tentang Interaksi Sosial. (online). http://diyo-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-interaksi-sosial.html, diakses 30 Agustus 2016.

Elly M. dkk, 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Muhammad Ziaul Haq. Belajar untuk Hidup, Hidup untuk Belajar. 2013. Makalah Interaksi Sosial. (online). http://ziaulmuhammad.blogspot.com/2013/02/makalah-interaksi-sosial_6.html, diakses 30 Agustus 2016).

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Perkasa.

0 comments

Post a Comment